Lanskap Budaya
Lanskap budaya, menurut Sauers (1978) yang diacu dalam Tishler (1982) diartikan sebagai suatu kawasan geografis dimana ditampilkan ekspresi lanskap alami oleh suatu kebudayaan tertentu, dimana budaya adalah agennya, kawasan alami sebagai medium dan lanskap budaya sebagai hasilnya. Indonesia, dipilih oleh Yang Maha Kuasa sebagai negara yang kaya akan aneka rupa lanskap yang mewakili berbagai wilayah dan latar belakang sejarah dan budaya yang berbeda-beda.
Bagian dari kita
Kekayaan lanskap budaya Indonesia mencerminkan teknik-teknik spesifik dalam hal tata-guna tanah (landscape architecture planning) yang mampu menjamin kesinambungan keanekaragaman biologis. Lanskap budaya – lahan pertanian di lereng pegunungan, taman-taman, tempat-tempat suci persembahyangan – menjadi bukti hadirnya kreativitas jenius, perkembangan sosial kemasyarakatan, serta imaginasi dan vitalitas spiritual kemanusiaan.
Kalbu hadir untuk mengungkapkan dan menjaga kesinambungan keaneka-ragaman yang besar terhadap jalinan hubungan manusia dengan lingkungan, untuk melindungi budaya tradisional yang masih hidup dan melestarikan jejak budaya yang telah hilang.
Kalbu hadir untuk mengungkapkan dan menjaga kesinambungan keaneka-ragaman yang besar terhadap jalinan hubungan manusia dengan lingkungan, untuk melindungi budaya tradisional yang masih hidup dan melestarikan jejak budaya yang telah hilang.
Lingkup Kerja
Kalbu menetapkan kebijakan lingkup kerja berbasis arsitektur lanskap, lanskap budaya dan ekosistem dengan memberi prioritas kepada:
Sasaran Strategis
Dari masing-masing lingkup kerja, Kalbu memiliki sasaran strategis sebagai berikut:
Pola Pendekatan
Pola pendekatan yang diterapkan untuk mencapai sasaran tersebut pada masing-masing lingkup kerja periode 2013 – 2015 adalah sebagai berikut:
Informasi lebih lanjut dan jejaring kerja
CATATAN TERKINI
